INI MERUPAKAN MATERI BUAT KALIAN YANG INGIN MEMPELAJARI TEMTANG GEOMORFOLOGI
Definisi
Geomorfologi
Geomorfologi berasal dari bahasa Yunani kuno
(geo= bumi, morfo =
bentuk, logos
= ilmu) yang berarti ilmu yang
mempelajari
bentuk bumi atau
roman muka bumi, dalam istilah asing sering disebut sebagai landscape. Mula-mula orang memakai istilah fisiografi
untuk ilmu yang mempelajari roman muka bumi. Di Eropa, fisiografi
diartikan sebagai
ilmu yang
mempelajari rangkuman
tentang iklim, meteorologi, oseanografi
dan geografi. Akan tetapi para pakar
terutama
pakar-pakar
dari Amerika tidak sependapat
dengan istilah
ini. Dalam bidang ilmu yang mempelajari roman muka
bumi
dan erat hubungannya dengan ilmu geologi,
mereka lebih cenderung memakai istilah Geomorfologi.
Pengetahuan tentang geomorfologi, sebagaimana juga ilmu-ilmu lainnya dimulai dengan muncu!nya pakar-pakar filsafat Yunani dan Itali. Sebegitu jauh
Herodatus (485-425 SM)
yang dianggap sebagai Bapak Sejarah
dikenal pula mempunyai pikiran tentang
geologi, termasuk perubahan muka air laut sebagai
salah
satu gejala
yang is perhatikan
di Mesir.
Kemudian banyak pula
pakar filsafat lainnya
yang menyinggung
tentang
geomorfologi ini.
Dapat disebutkan di sini
antara
lain
: Aristoteles, Strabo,
dan
Seneca yang kesemuanya pada akhirnya
menerangkan
gejala-gejala
alam sebagai suatu
kutukan
Tuhan atau dikenal dengan
teori
malapetaka.
Kemudian
konsep ini sedikit demi sedikit
mengalami
perubahan. Orang mulai mengenal filsafat Katastrofisma (Cuvier), yang menyatakan
bahwa
gejala-gejala morfologi terjadi secara mendadak. Hal ini didukung
oleh beberapa kejadian
geologi yang terbentuk secara
cepat sekali
seperti
letusan gunung
api,
longsor, aliran
lahar, dataran-dataran menurut pendapat
ini terjadi
juga secara demikian.
James Hutton (1726-1797) dikenal seba- gai Bapak Geologi Modern yang pendapatnya bertentangan
dengan teori Katastrofisma, dimana proses pembentukan
morfologi
bekerja
sepanjang waktu secara
perlahan tetapi mampu membentuk
bentuk-bentuk
yang sekarang.
Bahkan banyak perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa lalu
terjadi pada masa sekarang
dan seterusnya.
Idea terutama
tentang filsafat
ini diterangkan ke dalam ungkapan masa sekarang adalah kunci membuka tabir masa
lampau
(The
present
is key
to the past).
Pada masa sekarang
geomorfologi
bukan hanya meliputi
hal-hal yang
statis
saja, tetapi juga merupakan
ilmu yang dinamis
yang dapat meramalkan kejadian alam
sebagai hasil
interpolasi.
Selain
itu bentuk
roman muka bumi
dapat dinyatakan dengan
besaran
matematika seperti kita kenal dalam Geomorfologi Kwantitatif.
Beberapa definisi tentang
geomorfologi setelah abad ke 18
1. Geomorfologi
adalah
ilmu yang mempelajari
bentuk-bentuk muka bumi
yang terjadi karena kekuatan-kekuatan yang bekerja
di atas dan di dalam bumi.
(Katili John, 1959)
2. Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bentuk lahan, khususnya
mengenai sifat, asal pembentukan,
proses- proses perkembangan, dan komposisi materialnya (Cook dan Doornkamp, 1978).
3. Geomorfologi adalah
ilmu yang mendeskripsikan (Secara Genetis) bentuk lahan dan proses-proses
yang mengakibatkan
terbentuknya
bentuklahan tersebut serta mencari
hubungan antara bentuklahan
dengan proses-proses dalam susunan
keruangan (Van Zuidam,
1979).
4. Geomorfologi
adalah
ilmu pengetahuan yang
mempelajari bentuklahan (landform) yang berada di permukaan bumi baik
yang berada
di bawah atau di atas permukaan
air laut dengan penekanan pada asal
mula (genesa) dan perkembangan di masa mendatang
kaitannya dengan konteks
lingkungan dan material
penyusunnya. (Verstappen,1983).
5. Geomorfologi
adalah
ilmu yang mempelajari
bentuklahan
(landform) yang terbentuk
baik di permukaan bumi maupun di bawah laut
dengan penekanan pada
asal mula terbentuknya dan perkembangannya dalam konteks kelingkungan. (Verstappen,1983).
Obyek dan
Lingkup
Geomorfologi
Geomorfologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang bentuklahan, khususnya rnengenai
sifat, asal pembentukan, proses-proses
perkembangan, komposisi
materialnya (Cook
dan Doomkamp,
1978).
Berdasarkan pengertian
tersebut dapat diketahui, bahwa obyek utama
yang diteliti dalam
geomorfologi
adalah
bentuklahan
(landform).Bentuklahan adalah
bagian dari
permukaan bumi yang mempunyai karakteristik
bentuk
yang khas. akibat pengaruh
kuat dari proses dan struktur kulit bumi terhadap
material
batuan dalam
periode waktu tertentu.
Berdasarkan pengertian di atas bentuklahan
yang terbentuk di permukaan
bumi
dipengaruhi oleh lima faktor yaitu;
relief (bentuk
muka bumi), proses, struktur kulit bumi,
material batuan, dan kronologi (periode waktu pembentukan).
Secara alami, permukaan bumi
ini terbentuk
oleh berbagai macam bentuklahan.
Dengan atau
tanpa disadari,
semua mahkiuk
hidup
termasuk manusia
melaksanakan hidup dan kehidupannya pada
suatu satuan bentuklahan tertentu serta
memanfaatkan bentuklahan itu sebagai habitatnya.
Karena bentuklahan merupakan obyek
kajian geomorfologi, maka dapat diketahui
bahwa
lingkup
penelitian
geomorfologi
itu
sangat
luas, yang meliputi seluruh
permukaan bumi baik
daratan maupun yang dibawah
permukaan laut (lantai
samudra).
Konsep
Dasar
Geomorfologi
1. Proses geomorfik yang bekerja
pada masa geologi juga
bekerja sekarang, walaupun tidak selalu dengan intensitas yang
sama, sehingga
dikenal
istilah;
The present is the
key to the past.
2. Struktur
geologi merupakan
faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi bentuk lahan,
dan struktur geologi dicerminkan
oleh bentuk lahannya.
3. Proses geomorfologi
meninggalkan
bekas tertentu pada
bentuklahan,
dan
setiap proses geomorfologi yang bekerja meninggalkan
karakteristik tertentu
pada bentuk
lahannya.
4. Karena perbedaan tenaga
erosi
yang bekerja
pada permukaan bumi, maka dihasilkan
urutan
bentuklahan yang
mempunyai karakterisiik tertentu pada
masing-masing tahap perkembangannya.
5. Evolusi geomorfik
yang kompleks lebih umum dibanding dengan evolusi geomorfik yang sederhana.
6. Sebagian
kecil bentuk lahan
di permukaan bumi lebih tua dari
Tersier dan sebagian
besar Iebih
muda dari
Pleistosen.
7. Studi
bentanglahan yang ada
sekarang
tidak akan berhasil
baik
jika tidak memperhatikan
perubahan-perubahan
geologi
dan iklim
pada Masa Pleistosen.
8. Apresiasi iklim dunia diperlukan untuk mengetahui berbagai variasi pentingnya perbedaan proses geomorfologi.
9. Walaupun geomorfologi menekankan
bentukan yang
ada sekarang, namun untuk mengetahui secara
mendalam perlu dipelajari
sejarah
pembentukan
bentuklahan tersebut. (Thornbury,
1954).
Aspek
dan pendekatan Geomorfologi
Ada empat aspek utama dalam
geomorfologi.
Keempat aspek
geomorfologi tersebut menurut Zuidam, 1983 serta Demek dan
Embleton,
1978) adalah. morfologi, morfogenesis, morfokronologi,
dan morfoasosiasi
(morfo-arrangement). Berikut ini dibahas keempat aspek masing-masing.
1. Aspek
morfologi meliputi
a .Aspek morfografi, yaitu aspek yang mendeskripsikan
tentang
kondisi
bentuk lahan seperti misalnya;
daerah dataran, perbukitan, atau pegunungan.
b .Aspek morfometri, yaitu
aspek
yang menyatakan ukuran dan deskripsi dari parameter-parameter bentuk lahan seperti;
morfometri lereng (kecuraman), morfometri DAS
(tekstur,
percabangan sungai,
segment
sungai,
dan lainnya), morfometri longsor (indeks
pelebaran, indeks
penipisan, indeks
perpindahan), atau morfometri lembah yang
dinyatakan
dalam (lebar lembah, sinusitas,
jarak antar
lembah dan
lainnya).
2. Aspek morfogenetik meliputi:
a. Aspek morfodinamik, mendeskripsikan tentang dinamika
proses eksogenetik yang
berkaitan dengan kerja air,
angin, gletser, sinar matahari dan gravitasi.
Misalnya; pelongsoran, banjir,
pembentukan dune, bura
(spit), rock fall dan lainnya).
b. Aspek morfostruktur, dibedakan
menjadi morfostruktur aktif dan pasif.
Morfostruktur
aktif mendeskripsikan
tentang struktur yang terjadi akibat dari
dinamika proses
endogenetik,
yang meliputi; tektonisme
dan vulkanisme. Sebagai contoh
terbentuknya gawir sesar (escarpment),
gunung api,
antiklinal-sinklinal,
dan lainnya.
Morfostruktur pasif mendeskripsikan
tentang litologi (jenis
batuan) dan struktur
kulit
bumi yang berkaitan dengan proses
denudasional,
sebagai contoh; proses pembentukan
mesa, cuesta,
kubah, hogback dan lainnya.
c. Morfokronologi mendeskripsikan tentang
pertanggalan relatif atau absolut
pada suatu bentuklahan dalam hubungannya
dengan proses pembentukannya.
d. Morfoasosiasi
mendeskripsikan
tentang pertautan antara
bentuklahan yang satu
dengan bentuklahan
yang lain secara kontekstual dalam suatu
susunan keruangan dan
berkaitan dengan proses-
proses geomorfik.
Berdasarken aspek-aspek geomorfologi tersebut, maka untuk
memecahkan
masalah
geomorfologi harus dilakukan dengan menggunakan
pendekatan-pendekatantertentu. Kings (1971)
mengemukakan
ada empat pendekatan dalam geomorfologi yaitu; pendekatan deskriptif,
pendekatan areal,
pendekatan
dinamik,
dan pendekatan kronologis atau pendekatan historis.
Gaya dan
Proses
Geomorfologi
Gaya penggerak proses geomorfologi dapat dibedakan menjadi
dua kelompok,
yaitu gaya asal
dalam (endogen) dan gaya
asal luar (eksogen).
Gaya endogen berasal dari pergerakan
lempeng sedangkan sumber gaya eksogen adalah
energi
matahari. Pergerakan
lempeng tektonik
menggerakkan proses distrofisme
dan volkanisme.
Posisi matahari secara
relative
terhadap
permukaan menyebabkan perbedaan
iklim.
Perbedaan iklim inilah yang menggerakkan air,
gelombang, es, dan organisme yang selanjutnya menjadi gaya dan penggerak proses
geornorfologi asal luar. Pergerakan
air
di permukaan bumi menimbulkan
proses
fluvial, gelombang menggerakkan proses marin, es mencair
menggerakkan proses glasial, pertumbuhan organisme menggerakkan
proses organik, temperatur dan iklim menggerakkan proses pelapukan dan pelarutan.
Selain dua gaya yang diuraikan di atas, ma- sih terdapat satu
gaya
yang membentuk
permukaan bumi, yaitu gaya
ekstra terestrial (luar angkasa). Gaya
ekstra
terestrial
berasal
dari jatuhan benda-benda angkasa
yang mengenai bumi
dan dikenal dengan
gejala/proses impak/tumbukan. Permukaan bumi yang terbentuk oleh gaya ekstra
terestrial
sangatlah
minor dibandingkan
dengan gaya eksogen dan endogen, namun demikian seiring dengan perkembangan
teknologi luar angkasa,
gaya
ekstra
terestrial
semakin
mendapat perhatian lebih dibandingkan dengan
era
sebelumnya.
Klasifikasi Bentuk bentang alam (Budi Brahmantyo, dan Bandono
(Jurnal Geoaplika Vol. 1 No. 2, 2006, hal. 71-78)
(Jurnal Geoaplika Vol. 1 No. 2, 2006, hal. 71-78)
Jenis jenis gerakan
tanah (Mass Wasting)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar